Meski hari raya natal masih kurang beberapa hari lagi, namun polemik di masyarakat, khususnya di jejaring social sudah nampak terasa. Peristiwa seperti ini terjadi hampir setiap tahun. Menurut penulis, kemungkinan ini hanya terjadi di Indonesia saja. Penulis pernah menanyakan beberapa teman di luar negeri dan mereka menjawab di negaranya tidak ada permasalahan seperti ini.
Berikut akan penulis sajikan pendapat Ustadz Yusuf Mansur dan Prof. Quraish Shihab mengenai ucapan Selamat Natal. Penulis sengaja mengambil penjelasan beliau dari awal penjelasan sampai akhir hingga jelas konteksnya.Ustaz Yusuf Mansur membuat sebuah analogi dengan baju daster dalam kultwitnya mengenai ucapan selamat Natal: Berikut analoginya:
-
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:29:18 AM UTC
#daster 1. Sayang sama istri ga? Begitu seorang suami ditanya. Hormat ga sama beliau? Mau ga menjaga beliau? Tidak menyakiti? -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:30:31 AM UTC
#daster 2. semua suami insyaaAllah jawab, ya insyaaAllah. sayang, hormat, peduli, pasti ngejaga, ga mau nyakitin... -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:37:59 AM UTC
#daster 3. nah... untuk menunjukkan rasa sayang, perhatian, peduli, mau ngejaga, menghormati istri, perlu kah suami memakai daster istri? -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:39:41 AM UTC
#daster 4. selain daster tadi, perlu ga suami ikut memakai pakaian2nya istri? kalung, cincin, dan gelangnya istri? spy istri tau... -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:41:17 AM UTC
#daster 5. kita sama tau jawabannya. ga perlu suami memakai daster istri u nenunjukkan bhw ia sayang, peduli, mau jaga, perhatian, dll. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:43:11 AM UTC
#daster 7. malah istrinya bingung, hehehe bila tiba2 suami berdaster. bahkan prihatin, ha ha ha. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:44:42 AM UTC
#daster 8. saya tdk bermaksud nambahin polemik. sbb buat saya, semua juga hanya pendapat. bukan di pemaksaan pendapat. jd bukan polemik. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:46:32 AM UTC
#daster 9. saya periksa dg seksama, TL2 saya. ttg seputar natal, hrsnya aman. ga menjudge. bukan menunjukkan superior. bahkan solutif. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:47:16 AM UTC
#daster 10. yakni dg tulisan saya, bhw banyak cara u menunjukkan toleransi. ga meski 1 pintu mengucapkan. jika mengucapkan, pun bnyk cara. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:49:15 AM UTC
#daster 11. Islam agama yg memudahkan dan memberi solusi. Kalo sbg presiden, gubernur, walikota, menag? pimpinan perusahaan? ttp bnyk cara. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:51:33 AM UTC
#daster 12. berulang2 saya meyakinkan diri saya, bhw wajahnya hrs toleran. ga boleh ga toleran. cari cara. yg aman. yg ga munculin polemik. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:52:47 AM UTC
#daster 13. tp akhirnya, TL saya alhamdulillaah dianggap intoleran. tp gpp banget. namanya kan disangka. ya gpp. toh itu bukan sbnrnya. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:55:21 AM UTC
#daster 14. sbg pejabat negara, atau pimp perusahaan, toh gpp jg sbg pejabat dari institusinya. sbg presiden... sg menag... gitu. msh aman. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:58:19 AM UTC
#daster 15. sbg presiden... an presiden... sbg gubernur... an gubernur... sbg menag... an menag... kami mengucapkan... msh aman. itupuuun... -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:58:45 AM UTC
#daster 16. itupuuunnn... ada yg lbh aman lagi... apa? kami mengucapkan... selamat hari raya... nah... aman buanget dah tuh. ini solutif. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 01:59:51 AM UTC
#daster 17. apalagi saya dah twit kalem ttg banyak cara. ajak keluar makan, misalnya, jika kwn anda yg dari ummat lain. banyak cara lah.
-
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 02:00:17 AM UTC
#daster 18. asli banyak cara. ga mesti pake daster istri. salam. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 02:02:37 AM UTC
#daster 19. 1 lagi. ttg azan di tengah kebaktian... ya itu slh 1 wujud pake daster. hrsnya g prl. nanti malah sinkritisme. trlalu pluralis. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 02:05:13 AM UTC
#daster 20. saat ini, mnjd ahli pluralis, nmpknya mnggoda. pdhl tnp jd pluralis, toh sy jg aman buat kwn2 ummat lain. g bhy&g mmbhykn. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 02:06:06 AM UTC
#daster 21. 'alaa kulli haal, erbedaan hrs mnjd ilmu&wawasn. Bukan kmudian bikin jd brantem. Skalian latihan nulis, kmudian brsabar, hehehe. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 02:06:55 AM UTC
#daster 22. ayo kembali senyum... cintai, sayangi, hormati, jaga, kwn2 ummat dari agama lain. jgn menyakiti. jgn ganggu. qt 1 Indonesia. -
Yusuf Mansur @Yusuf_Mansur 17/Dec/2014 02:08:19 AM UTC
#daster 23. aplg ssama ummat Islam sndr. makin g lyk g saling senyum, g saling mengerti, ttg pndapat2 yg dipilihnya. slhkn. snyum lg yuk...
Profesor Muahmmad Quraish Shihab, ahli tafsir dan mantan Menteri Agama menyampaikan penjelasannya soal itu. Penjelasan disampaikan dalam program Tafsir Al Misbah di Metro TV, Ramadan 1435 Hijriah episode Surah Maryam Ayat 30-38.
Berikut ini transkrip penjelasannya dalam video: https://www.youtube.com/watch?v=nOrm3ZFmCs4&feature=share
"Saya menduga keras persoalan tentang boleh tidaknya muslim mengucapkan natal kepada umat kristiani hanya di indonesia saja .selama saya di mesir saya kenal sekali dan sering baca di koran Ulama Ulama Al-Azhar berkunjung kepada pimpinan umat kristiani dan mengucapkan "SELAMAT NATAL"
Saya tahu persis ada ulama besar di Suriah memberi fatwa bahwa itu boleh. Fatwanya itu berada dalam satu buku dan bukunya itu diberikan pengantar oleh ulama besar lainnya, Yusuf al-Qaradawi, yang di Syria namanya Mustafa Al Zarka’a. Ia mengatakan mengucapkan selamat Natal itu bagian dari basa-basi, hubungan baik.
Ini tidak mungkin menurut beliau, tidak mungkin teman-teman saya dari umat Kristiani datang mengucapkan selamat hari raya Idulfitri terus dilarang gitu.
Menurut beliau dalam bukunya yang ditulis bukan jawaban lisan ditulis, dia katakan, saya sekarang perlu menunjukkan kepada masyarakat dulu bahwa agama ini penuh toleransi. Kalau tidak, kita umat yang dituduh teroris. Itu pendapat.
Saya pernah menulis soal itu, walaupun banyak yang tidak setuju, saya katakan begini, saya ucapkan Natal itu artinya kelahiran. Nabi Isa mengucapkannya. Kalau kita baca ayat ini dan terjemahkan boleh atau tidak? Boleh. Ya toh? Boleh.
Jadi, kalau Anda mengucapkan selamat Natal, tapi keyakinan Anda bahwa Nabi Isa bukan Tuhan atau bukan anak Tuhan, maka tidak ada salahnya. Ucapkanlah selamat Natal dengan keyakinan seperti ini dan Anda kalau mengucapkannya sebagai muslim. Mengucapkan kepada umat kristiani yang paham, dia yakin bahwa anda tidak percaya.
Jadi yang dimaksud itu, seperti yang dimaksud tadi hanya basa-basi.
Saya tidak ingin berkata fatwa Majelis Ulama itu salah yang melarang, tetapi saya ingin tambahkan larangan itu terhadap orang awam yang tidak mengerti. Orang yang dikhawatirkan akidahnya rusak. Orang yang dikhawatirkan percaya bahwa Natal itu seperti sebagaimana kepercayaan umat kristen.
Untuk orang-orang yang paham, saya mengucapkan selamat Natal kepada teman-teman saya apakah pendeta. Dia yakin persis bahwa kepercayaan saya tidak seperti itu. Jadi, kita bisa mengucapkan.
Jadi ada yang berkata bahwa itu Anda bohong. Saya katakan agama membolehkan Anda mengucapkan suatu kata seperti apa yang anda yakini, tetapi memilih kata yang dipahami lain oleh mitra bicara Anda.
Saya beri contoh, Nabi Ibrahim dalam perjalanannya menuju suatu daerah menemukan atau mengetahui bahwa penguasa daerah itu mengambil perempuan yang cantik dengan syarat istri orang. Nah, dia punya penyakit jiwa. Dia ndak mau yang bukan istri orang.
Nabi Ibrahim ditahan sama istrinya Sarah. Ditanya, ini siapa? Nabi Ibrahim menjawab, ini saudaraku. Lepas.
Nabi Ibrahim tidak bohong. Maksudnya saudaraku seagama. Itu jalan. Jadi kita bisa saja. Kalau yang kita ucapkan kepadanya selamat Natal itu memahami Natal sesuai kepercatannya, saya mengucapkannya sesuai kepercayaan saya sehingga tidak bisa bertemu, tidak perlu bertengkar.
Jadi syaratnya boleh mengucapkannya asal akidah anda tidak ternodai. Itu dalam rangka basa-basi saja, seperti apa yang dikatakan ulama besar suriah itu.
Begitu juga dengan selamat ulangtahun, begitu juga dengan selamat tahun baru. Memang kalau kita merayakan tahun baru dengan foya-foya, itu yang terlarang foya-foyanya, bukan ucapan selamatnya kita kirim. Bahkan, ulama Mustafa Al Zarka’a berkata, ada orang yang menjual ucapan, kartu-kartu ucapan ini, itu boleh saja, tidak usah dilarang. Penggunanya keliru kalau dia melanggar tuntunan agama.
Ada orang sangat ketat dan khawatir. Itu kekhawtiran wajar kalau orang di kampung, tidak mengerti agama. Lantas ada yang mengakan kelahiran Isa itu sebagai anak Tuhan dan sebagainya, itu yang tidak boleh. Kalau akidah kita tetap lurus, itu tidak ada masalah.
Kita ucapkan selamat Natal, di ayat kita ini, sekian banyak ucapan selamat yang dutujukan para Nabi."
Dalam tulisan ini, penulis sengaja tidak mau berpendapat apalagi menyampaikan dalil tentang haram dan bolehnya mengucapkan selamat natal. Perlu kita garis bawahi, bahwa perbedaan adalah suatu karunia Tuhan kepada umat manusia. Jadi dengan adanya perbedaan, saya rasa umat muslim tidak perlu saling mengungguli pendapat satu dengan lainnya yang terkesan menyalahkan. Cukuplah pegang prinsip dan hormati prinsip pendapat lainnya. Tidak perlu kita sampai menuduh radikal dan kolokan kepada mereka yang melarang ucapan selamat natal. Sebaliknya, tidak perlu pula kita menyematkan predikat sesat kepada mereka yang membolehkan.
Dengan sikap seperti ini, saya rasa kita umat muslim di Indonesia bisa lebih saling menghormati perbedaan. Baik perbedaan sesama umat muslim maupun perbedaan dengan saudara-saudara kita yang beda agama. Toh, para pendahulu kita sudah mengajarkan konsep persatuan yang menjadi semboyan negara kita, "Bhinneka Tunggal Ika". Dengan sikap seperti diatas, semoga perdebatan boleh atau tidaknya ucapan selamat natal dari umat muslim kepada umat kristen yang selalu menjadi permasalahan tiap tahunnya, tidak terjadi lagi kedepan. Karena baik yang membolehkan dan melarang sudah berdamai dengan prinsipnya masing. Wallahu a’lam.
Dalam tulisan ini, penulis sengaja tidak mau berpendapat apalagi menyampaikan dalil tentang haram dan bolehnya mengucapkan selamat natal. Perlu kita garis bawahi, bahwa perbedaan adalah suatu karunia Tuhan kepada umat manusia. Jadi dengan adanya perbedaan, saya rasa umat muslim tidak perlu saling mengungguli pendapat satu dengan lainnya yang terkesan menyalahkan. Cukuplah pegang prinsip dan hormati prinsip pendapat lainnya. Tidak perlu kita sampai menuduh radikal dan kolokan kepada mereka yang melarang ucapan selamat natal. Sebaliknya, tidak perlu pula kita menyematkan predikat sesat kepada mereka yang membolehkan.
Dengan sikap seperti ini, saya rasa kita umat muslim di Indonesia bisa lebih saling menghormati perbedaan. Baik perbedaan sesama umat muslim maupun perbedaan dengan saudara-saudara kita yang beda agama. Toh, para pendahulu kita sudah mengajarkan konsep persatuan yang menjadi semboyan negara kita, "Bhinneka Tunggal Ika". Dengan sikap seperti diatas, semoga perdebatan boleh atau tidaknya ucapan selamat natal dari umat muslim kepada umat kristen yang selalu menjadi permasalahan tiap tahunnya, tidak terjadi lagi kedepan. Karena baik yang membolehkan dan melarang sudah berdamai dengan prinsipnya masing. Wallahu a’lam.
+ komentar + 2 komentar
Mantaps Broo Info nya.
Gue demen bgt. Sukses ya Broo . . .
0852-9324-9380 [AS]
gitu toch
Posting Komentar